03 Oktober 2007

Apakah kapitalis asing menghisap pekerja lokal? - AAP


Paling tidak, Marx percaya itu? Begitupula para pengikutnya. Dan berbagai aksi demo dan gerakan mahasiswa, buruh, atau yang mengatasnamakan buruh seringkali mengangkat isu betapa perusahaan multinasional asing dianggap melakukan eksploitasi berlebihan atas buruh di Indonesia. Paling tidak, poster-poster mereka berkata begitu.

Apakah betul perusahaan multinasional asing menzalimi pekerja lokal? Tentu ada berbagai metode untuk mencoba menjawab pertanyaan ini. Salah satunya adalah membandingkan tingkat upah yang dibayarkan oleh perusahaan asing dan yang dibayarkan perusahaan domestik. Logikanya, jika jawaban atas pertanyaan di atas adalah ’ya’, maka seharusnya upah pekerja di perusahaan asing lebih rendah daripada jika ia bekerja di perusahaan domestik.

Grafik-grafik di sebelah (data dari Lipsey dan Sjöholm, dalam Ramstetter dan Sjöholm, 2006 - klik grafik untuk perbesar) menunjukkan rasio antara upah rata-rata di perusahaan asing dan perusahaan domestik di sektor manufaktur. Dalam hampir semua subsektor, rasio tersebut lebih dari satu. Artinya, tingkat upah di perusahan asing lebih tinggi daripada tingkat upah di perusahaan yang dimiliki swasta domestik.

Mungkin kita lalu bertanya: boleh jadi perbedaan upah itu dikarenakan oleh perbedaan tingkat pendidikan, teknologi di perusahaan, dan sebagainya. Ternyata, setelah faktor-faktor ini dikeluarkan, tingkat upah di perusahaan asing tetap lebih tinggi 25-50 persen di atas tingkat upah di perusahaan swasta domestik (Lipsey dan Sjöholm, 2004, J. of Dev.Econ 73:415-22).

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Hmmm, perbandingan gaji antar pekerja di keduanya mungkin bukan indikator yang paling tepat.

Seandainya kita asumsikan bahwa produktivitas pekerja di MNC lebih tinggi mereka menggunakan lebih banyak input kapital dan teknologi (complementarity) maka sudah sewajarnya gaji di MNC lebih tinggi.

Seandainya data marginal productivity sulit di dapat maka mungkin profitabilitas per worker dapat digunakan sebagai proxy

Aco mengatakan...

Berly, silakan baca sumber yang saya sebutkan terakhir (Lipsey dan Sjöholm, 2004, J. of Dev.Econ 73:415-22). Mereka, melalui perlakukan ekonometrik, mengeluarkan pengaruh faktor-faktor pendidikan, produktivitas, dan karakteristik perusahaan. Hasilnya, upah di MNC masih lebih tinggi.