tag:blogger.com,1999:blog-133626202323693631.post1370048455877177639..comments2023-10-28T20:58:30.109+07:00Comments on Diskusi Ekonomi: Selamat jalan, Pak Sadli -- AAPUnknownnoreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-133626202323693631.post-67208542908693032642008-01-11T14:02:00.000+07:002008-01-11T14:02:00.000+07:00Saya punya sedikit memori tentang pak Sadli. Perta...Saya punya sedikit memori tentang pak Sadli. Pertama, cerita dari ayah saya yang sudah kenal beliau ketika masih kuliah di UGM. Ayah saya sudah melihat betapa pak Sadli sudah sangat concern dengan persoalan ekonomi dan sering berdiskusi dengan siapa saja tentang ekonomi meskipun sekolahnya di Fakultas Teknik UGM. Kedua, ketika saya kuliah di FEUGM, tahun 1985 atau 1986 beliau memberikan kuliah di FE UGM. Ada teman saya (Hadi Surahman) yang bertanya tentang pernyataan beliau yang dianggapnya salah karena tidak memperhatikan permintaan agregat yang oleh teman saya dianggap inelastik. Terlepas dari benar tidaknya pernyataan teman saya, yang membuat pak Sadli terhenyak adalah apa yang disebut permintaan yang elastik dan inelastik. Sepertinya beliau lupa. Akhirnya kami ramai-ramai dengan segala kegaduhannya ngajari tentang permintaan yang elastik dan inelastik kepada pak Sadli. Saya tidak tahu apakah beliau itu hanya sandiwara atau tidak demi menyenangkan mahasiswa-mahasiswa yang culun tapi sok pinter. Namun cerita dari mas Titok (Anggito Abimanyu) yang saat itu adalah panitianya, bilang kepada kita kalau setelah kuliah selesai pak Sadli minta diajari lagi tentang elastisitas tersebut secara privat oleh mas Titok. Saya pikir beliau adalah orang yang jujur apa adanya dan tidak malu untuk bertanya sesuatu yang dianggapnya penting kepada yang lebih muda. Inilah sifat orang besar yang perlu kita kagumi. Meskipun saya hanya mendapat satu jam kuliah beliau dalam Perekonomian Indonesia tapi sangat berkesan akan penjelasan beliau yang runtut, jelas, dan populer. Selamat jalan pak Sadli.Anonymousnoreply@blogger.com